<p><strong>DALUNG (19/06/2025)</strong> - Kegiatan Dharma Chanti Krama Badung Tahun Caka 1947 di Desa Dalung pada Sabtu (31/5) yang bertempat di Wantilan Widya Mandala Utama Pura Dalem  Gede Desa Adat Dalung. Kegiatan ini dihadiri oleh Ketua PHDI  Provinsi Bali I Nyoman Kenak, S.H., Ida Dharma Upapati PHDI Jagat Badung Kesarengin Angga Paruman Sulinggih Sane Meraga Suci., Bupati Badung yang diwakili oleh staf Ahli Bidang Pemerintahan, Hukum dan Politik A.A Ngurah Raka Sukadana, SP.M.Si., Ketua DPRD  Kabupaten Badung yang diwakili oleh Wakil Ketua II DPRD Kabupaten Badung I Made Wijaya, S.E., Forum Komunikasi Pimpinan Daerah Kabupaten Badung., Para pejabat di Lingkungan Pemerintahan Kabupaten Badung., Camat  Kuta Utara I Putu Eka Parmana, S.STP, M.M., Perbekel Desa Dalung I Gede Putu Arif Wiratya, S.Sos., Sekretaris Desa Dalung I Made Trimayasa, S.E., Ka.Si Ka.Ur  beserta staf di lingkungan Pemerintah Desa Dalung., Kelian Banjar Dinas se-Desa Dalung., Bendesa Adat Dalung Ir. I Nyoman Widana beserta prajuru Desa Adat Dalung., Bapak Ibu Undangan Perwakilan Krama Badung dan Umat se-Dharma serta diatensi oleh Babinsa dan Bhabinkamtibmas Desa Dalung. </p> <p>Acara Pembukaan Kegiatan Dharma Chanti dimulai dengan Tarian Panyembrama yang dimana tarian ini sering dijadikan pembukaan acara karena memiliki fungsi sebagai tarian penyambutan yang penuh keramahan dan penghormatan. Tari Panyembrama merupakan tari tradisional asal Bali yang seringkali ditampilkan untuk penyambutan tamu, terutama tamu istimewa. Nama dari tarian ini berasal dari kata sambrama yang memiliki arti sebagai sambutan, tari panyembrama biasanya digunakan sebagai tari pelengkap persembahan sebelum Tari Sanghyang atau Rejang dipentaskan dalam upacara umat Hindu di Pura. Tari panyembrama dibawakan oleh 6 penari perempuan dengan membawa canang di salah satu tangannya. </p> <p>Diwawancarai setelah kegiatan salah satu penari Ayu Swari memberikan tanggapannya, ia mengatakan bahwa tari panyembrama merupakan tarian yang akan menaburkan serpihan kembang di hadapan para tamu sebagai ungkapan selamat datang dan hal ini terangkup pada gerak tari yang melukiskan keramahan serta penghormatan. Selanjutnya ia juga mengungkapkan rasa bangga dan bahagia dalam pementasan tari tersebut. <strong>”Saya sangat senang bisa menampilkan Tari Panyembrama ini di hadapan para tamu undangan yang hadir. Tarian ini memang sangat spesial karena merupakan simbol penyambutan dan penghormatan. Kami sudah berlatih selama beberapa minggu untuk memberikan penampilan terbaik,”</strong> ungkapnya.</p> <p>Disisi lain temannya juga memberikan tanggapannya, Mirah mengatakan bahwa tari panyembrama dengan gerakan-gerakannya yang lembut dan penuh senyuman dari penari menciptakan suasana yang menyambut hangat bagi tamu atau penonton. Selain itu, tari ini juga sering ditampilkan dalam acara-acara resmi dan upacara adat sebagai bagian dari persembahan sebelum tarian-tarian lain. <strong>“Membawakan Tari Panyembrama adalah sebuah kehormatan bagi saya. Tarian ini bukan hanya sekedar gerakan indah, tetapi juga memiliki makna mendalam sebagai bentuk penghormatan dan sambutan kepada tamu. Saat menari, saya merasakan kehangatan dan kebanggaan karena bisa ikut melestarikan budaya Bali. Saya berusaha menyampaikan makna tarian ini melalui ekspresi wajah dan gerakan yang lembut. Semoga para tamu yang hadir bisa merasakan pesan selamat datang yang kami sampaikan lewat tarian ini,”</strong> tutupnya.</p> <p><strong>(KIMDLG-008).</strong></p>
Makna Tari Panyembrama sebagai Tari Pembuka Pada Kegiatan Dharma Chanti Krama Badung 2025 di Desa Dalung
19 Jun 2025